• May 20, 2024
Belum ada misi Eropa di Selat Hormuz, UE terlalu terpecah

Belum ada misi Eropa di Selat Hormuz, UE terlalu terpecah


Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas (kanan) mengatakan pada hari Jumat bahwa pandangan mengenai misi Eropa berbeda.Gambar AFP

“Posisinya berbeda-beda,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada hari Jumat setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan Uni Eropa di Helsinki. Usai KTT G7 di Biarritz awal pekan ini, Presiden AS Trump menyatakan terbuka untuk bertemu dengan rekannya dari Iran, Rouhani. Eropa sekarang percaya bahwa mereka harus mendukung upaya dialog ini. Ini adalah ‘prioritas kami’, kata Menteri Maas.

Ini berarti pengorganisasian misi maritim tidak lagi menjadi prioritas saat ini. Amerika melangkah lebih jauh: mereka meluncurkan misi mereka sendiri pada hari Rabu, dengan partisipasi Inggris, Australia dan Bahrain.

Ini semua tentang melindungi kapal tanker minyak dan kapal dagang. Situasi di kawasan Teluk Persia, khususnya di Selat Hormuz yang sempit, tegang sejak Amerika menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran dan berusaha menghentikan ekspor minyak negara tersebut dengan sanksi. Beberapa serangan terhadap kapal tanker telah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir. Diduga Iran berada di balik hal ini.

Politik konfrontatif

Amerika meminta sekutunya, termasuk Belanda, untuk bersama-sama mengamankan rute pelayaran yang penting bagi pasokan minyak dunia dengan mengawal kapal-kapal tersebut. Seperti yang juga terlihat jelas di Helsinki, banyak negara Eropa yang enggan bergabung dengan misi Amerika. Mereka takut terjebak dalam kebijakan konfrontatif garis keras Trump terhadap Iran.

Karena keberatan dari pihak Eropa, Jerman memohon agar ibu kota Finlandia tersebut memberikan misi yang tidak terlalu luas jangkauannya dibandingkan misi Amerika. Kapal angkatan laut Eropa tidak akan mengawal kapal tanker, seperti dalam operasi AS, namun hanya akan “hadir untuk pencegahan”, kata Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly kepada kantor berita Prancis AFP. Bahkan mengenai ‘misi pengamat’ ini para menteri luar negeri dan pertahanan Uni Eropa belum menyetujuinya dalam beberapa hari terakhir.

Secara umum, Eropa lebih memilih kehati-hatian jika menyangkut Iran. Mereka benar-benar ingin mempertahankan perjanjian nuklir dengan negara tersebut, meskipun Trump menarik diri dari perjanjian tersebut. UE menganggap perlindungan kebebasan navigasi penting, namun mewaspadai tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan dengan rezim Iran. Teheran telah memperingatkan bahwa “kekuatan asing” tidak punya urusan di kawasan Teluk Persia.

Hal ini menjelaskan sikap hati-hati UE yang ‘Jangan menyebut perang’ terhadap Iran. Hasilnya adalah ‘Helsinki’ belum menjelaskan dengan jelas apakah dan, jika demikian, kapan akan ada misi Eropa. Belanda memang menginginkan misi UE tersebut, karena mereka dapat menanggapi permintaan AS untuk melakukan sesuatu dengan menyatakan bahwa hal itu akan dilakukan melalui ‘saluran Eropa’, yang mendapat lebih banyak dukungan di Dewan Perwakilan Rakyat. Jika opsi UE tersebut hilang, maka mereka harus menentukan apakah mereka akan tetap bergabung dengan Amerika.

game slot pragmatic maxwin