Inggris dan Iran mencari penyelesaian konflik mengenai penyitaan kapal tanker
- keren989
- 0
Kapal tanker itu didatangkan pekan lalu karena pasokan minyak ke Suriah melanggar sanksi Uni Eropa terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Iran Javad Zarif, Hunt menjelaskan kepadanya bahwa London prihatin dengan tujuan muatan minyak, bukan asal muasalnya.
Iran bereaksi dengan marah atas penangkapan kapal tanker tersebut, yang membawa lebih dari dua juta barel minyak di dalamnya. Teheran mencurigai pemerintah AS berada di balik penahanan kapal tanker tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump telah memotong ekspor minyak Iran untuk memaksa negara tersebut memulai negosiasi baru mengenai perjanjian nuklir yang disepakati AS, Rusia, Tiongkok, Prancis, Jerman dan Inggris dengan Teheran pada tahun 2015. Trump menarik AS dari perjanjian tersebut tahun lalu.
Sebagai pembalasan atas penyitaan Grace 1, Teheran mengancam akan melakukan hal yang sama terhadap kapal tanker Inggris di Teluk Persia. Awal pekan ini, kedua negara hampir terhenti ketika speedboat Garda Revolusi Iran berusaha mengalihkan sebuah kapal tanker Inggris. Sebuah kapal perang Inggris berhasil mengusir kapal-kapal Iran dengan mengarahkan senjatanya ke kapal-kapal tersebut.
Menurut Hunt, Zarif meyakinkannya melalui percakapan telepon bahwa Iran tidak ingin meningkatkan masalah ini, namun sedang mencari solusi diplomatik. Sehubungan dengan ancaman Iran tersebut, pemerintah Inggris memutuskan untuk mengirim kapal perang kedua, MHS Duncan, ke Selat Hormuz. Namun London telah menekankan bahwa kapal-kapal tersebut hanya akan digunakan untuk mengawal kapal-kapal Inggris, bukan untuk mengambil bagian dalam operasi internasional yang ingin dilakukan Amerika untuk melindungi pelayaran di Teluk. Washington minggu ini meminta sekutunya menyediakan kapal perang untuk tujuan ini.
Negara-negara lain juga enggan untuk bergabung dengan koalisi tersebut, karena tidak setuju dengan keputusan pemerintahan Trump yang mengabaikan perjanjian nuklir dan mengumumkan sanksi baru yang keras terhadap negara tersebut. Sebagai tanggapan, Iran mengumumkan bahwa mereka tidak lagi mematuhi semua perjanjian dalam kesepakatan tersebut. Dengan cara ini, Teheran ingin memberikan tekanan pada negara-negara Eropa untuk berbuat lebih banyak guna membatasi dampak ekonomi akibat sanksi AS.